Perlukah Film G30S PKI ditayangkan kembali?
Tidak ada film yang lebih legendaris dari film Pengkhianatan G30S/PKI karya sutradara (alm) Arifin C. Noer dan diproduksi oleh Pusat Produksi Film Negara (PPFN). Dibilang legendaris karena sejak 1984 hingga 1998 film ini rajin menyambangi warga negara Indonesia setiap tanggal 30 September. Mungkin tidak ada film yang diputar sesering film ini. Itu belum termasuk pemutaran di bioskop yang dipadati penonton secara sukarela atau secara terpaksa.
Dengan biaya sekitar Rp. 800 juta di tahun 1984, film ini jadi film pertama yang mencapai penonton sebanyak 699.282 orang di tahun 1984 (sumber: Tempo.co). Rekor ini bertahan sampai tahun 1995.
Teringat ketika saya duduk dibangku kelas 2 SD, kebetulan saya bersekolah di sekolah negeri, dibertahukan sekitar 1 minggu sebelumnya kepada para orangtua murid agar anaknya diberi uang sebesar Rp. 1.500,- untuk menonton film pada tanggal 30 September. Waktu itu, saya tidak mengerti apa yang akan kami tonton nanti di sekolah, namanya juga anak kecil, selalu bersemangat ketika hal baru terjadi di sekolahnya.
Bel sekolah berbunyi, tandanya untuk pulang, kami semua bergegas merapikan meja kami masing-masing. Bukan untuk pulang, melainkan untuk berkumpul di salah satu ruangan sekolah dan menonton film tersebut. Bagi saya, itu adalah pengalaman pertama saya menonton sebuah film di sekolah.
Ruangan kelas yang di sulap menjadi bioskop dadakan itu, nampak penuh sesak dipenuhi seluruh murid dari kelas 1-3 di sekolah. Sedikit kekecewaan terasa dalam diri saya kala itu karena terlalu banyak orang dalam satu ruangan. Mencoba memperhatikan film yang diputar, namun sulit sekali karena terlalu berisik oleh ocehan anak SD. Saya tidak mengerti apapun tentang film tersebut. 10 Menit berlalu, saya ingat betul bagaimana akhirnya saya bosan dan sesak karena berebut udara dengan anak yang lainnya hingga akhirnya saya meminta ijin kepada guru saya untuk pulang.
Sampai ketika saya duduk di bangku kelas 5 SD dan sekolah mengadakan study tour ke Lubang Buaya, disitu ibu saya mengingatkan saya tentang film yang ditayangkan oleh sekolah. Namun sayang, saya sama sekali tidak mengingat sedikitpun adegan dari film tersebut. Tapi, kenapa sekolah tidak pernah menayangkan film itu lagi?
Saya tau betul bahwa tanggal 30 September - 1 Oktober adalah tanggal yang sangat berarti bagi bangsa kita. Namun, harus saya akui. Hanya sedikit yang saya pahami dari kejadian itu. Kejadian antara PKI dan pembunuhan 7 jendral yang dikubur di dalam sumur. That's it.
Seakaan, seluruh pelajaran sejarah buyar dalam pikiran saya.
Perlukah Film G30S PKI ditayangkan kembali?
Kenapa tidak ada tv yang menayangkan film ini lagi?
atau, jika film ini terlalu ketinggalan jaman, kenapa tidak dibuat ulang?
Lalu bagaimana anak cucu kita memahami perjuangan para pahlawan kita dahulu?
Usut punya usut, ternyata ini alasan kenapa film ini dihentikan tayang.
- Film Penghianatan G30S PKI sudah tidak relevan lagi dengan kondisi zaman sekarang. Banyaknya kritik yang masuk –baik dari politisi, sejarawan maupun budayawan— terkait dengan kepentingan politik Rezim Soeharto di balik Film tersebut.
- Materi dan isi Film Penghianatan G30S PKI sarat dengan nuansa kekerasan. Pengulangan demi pengulangan kekerasan melalui film ini menyebabkan memori masyartakat tidak tersentuh oleh misteri dibalik tragedi G30SPKI, bahkan sampai sekarang
- Film Penghianatan G30S PKI tidak cukup untuk membangkitkan nasionalisme dan sikap-sikap kejuangan rakyat, karena justeru dijadikan media dan propaganda untuk melestarikan kekuasaan (saat itu) dengan brand image Soeharto
- Film Penghianatan G30S PKI, baik langsung maupun tidak langsung, justeru bisa dianggap membuka peluang tumbuh berkembangnya ideologi komunis dan bibit bibit komunisme di Indonesia.
- Film Penghianatan G30S PKI berhenti ditayangkan seiring dengan pamor TVRI yang memudar dan menurun dengan beralihnya pemirsa TV ke chanel-chanel televisi lain yang secara audio visual lebih enak ditonton, meski hanya sekedar menonton sinetron.
(sumber:http://pustakadigitalindonesia.blogspot.co.id/2015/09/6-alasan-mengapa-film-pemberontakan.html)
0 comments: